!. Penjabaran dari masing-masih huruf (aksara) jawa


Ha-Na-Ca-Ra-Ka :
Aksara : “Ha” :
Ha : Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah   kehendak dari yang Mahasuci, 
Aksara : “Na” :
Na : Nur candra, gaib candra, warsitaning candara- pengharapan manusia agar selalu ke sinar  illahi,
Aksara : “Ca” :
Ca : Cipto wening, cipto mandulu, cipto-dadi satu arah   dan tujuan kepada Yang Tunggal,
Aksara : “Ra” :
Ra : Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati ada pada   cinta kasih nurani,
Aksara : “Ka": 
Ka : Karsaningsun memahayuning bawono – hasrat diarahkan   untuk kesejahteraan alam.

Da-Ta-Sa-Wa-La :
Aksara : “Da” :
Da : Dumadining zat kang tanpo winangenan – menerima  hidup apa adanya,
Aksara : “Ta” :
Ta : Tatas, tutus, titis, titi lan wibowo–mendasar,  totalitas,  ketelitian dlm memandang hidup.
Aksara : “Sa” :
Sa : Sifat ingsun handulu sifatullah –membentuk kasih  sayang seperti kasih Tuhan,
Aksara : “Wa” :
Wa : Wujud hono tan keno kiniro –ilmu manusia hanya  terbatas, tapi implikasinya bisa tanpa batas.
Aksara : “La” :
La : Lir handoyo paseban jati – mengalirkan hidup pada tuntutan illahi.

Pa-Dha-Ja-Ya-Nya :
Aksara : “Pa” :
Pa : papan kang tanpo kiblat – Gusti Allah ada di segala arah,
Aksara : “Da” :
Dha : dhuwur wekasaneendek wiwitane – Untuk bisa di atas  harus dimulai dari dasar,
Aksara : “Ja” :
Ja : jumbuhing kawulo lan Gusti – berusaha menyatu dan  memahami dengan kehendak-Nya,
Aksara : “Ya” :
Ya : yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/ kodrat illahi,
Aksara : “Nya” :
Nya : nyoto yanpo moto, ngerti tanpo diuruki – memahami  kdorat kehidupan.

Ma-Ga-Ba-Tha-Nga :
Aksara : “Ma” :
Ma : madep mantep manembah mring illahi – yakin mantap  menyembah ilahi,
Aksara : “Ga” :
Ga : gurusejati sing muruki – belajar pada nurani,
Aksara : “Ba” :
Ba : bayu sejati kang andalani –menyelaraskan pada gerak alam,
Aksara : “Tha” :
Tha : tukul soko niat – sesuatu harus dimulai dari niatan,
Aksara : “Nga” :
Nga : ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi/manusia.

  
!!. Tafsir Huruf atau Aksara Carakan
!!. Tafsir Huruf atau Aksara Carakan

1. Ha Na Ca Ra Ka :
Aksara : “Ha” :
Berarti ‘hidup’, atau huruf berarti juga ada hidup, sebab memang hidup itu ada, karena ada yang menghidupi atau yang memberi hidup, hidup itu adalah sendirian dalam arti abadi atau langgeng tidak terkena kematian dalam menghadapi segala keadaan. Hidup tersebut terdiri atas 4 unsur yaitu:
a. Api              b. Angin                      c. Bumi                       d. Air
Aksara : “Na” :
Na : Berari ‘nur’ atau cahaya, yakni cahaya dari Tuhan YME dan terletak pada sifat manusia.
Aksara : “Ca” :
Ca : Berarti ‘cahaya’, artinya cahaya di sini memang sama dengan cahaya yang telah disebutkan di atas. Yakni salah satu sifat Tuhan yang ada pada manusia. Kita telah mengetahui pula akan sifat Tuhan dan sifat-sifat tersebut ada pada yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia karena memang Tuhan pun menghendaki agar manusia itu mempunyai sifat baik.
Aksara : “Ra” :
Ra : Berarti ‘roh’, yaitu roh Tuhan yang ada pada diri manusia.
Aksara : “Ka” :
Ka : Berarti ‘berkumpul’, yakni berkumpulnya Tuhan YMEyang juga terletak pada sifat manusia.

2. Da Da Sa Wa La      
Aksara : “Da” :
Da : Berarti ‘zat’, ialah zatnya Tuhan YME yang terletak pada sifat manusia.
Aksara : “Ta” :
Ta : Berarti ‘tes’ atau tetes, yaitu tetes Tuhan YME yang berada pada manusia.
Aksara : “Sa” :
Sa : Berarti ‘satu’. Dalam hal ini huruf sa tersebut telah nyata menunjukkan bahwa Tuhan YME yaitu satu, jadi tidak ada yang dapat menyamai Tuhan.
Aksara : “Wa” :
Wa : Berarti ‘wujud’ atau bentuk, dalam arti ini menyatakan bahwa wujud atau bentuk Tuhan itu ada dalam manusia yang setelah bertapa kurang lebih 9 bulan dalam gua garba ibu lalu dilahirkan dalam wujud diri.
Aksara : “La” :
La : Berarti ‘langgeng’ atau ‘abadi’, la yang mengandung arti langgeng ini juga nyata menunjukkan bahwa hanya Tuhan YME sendirian yang langgeng di dunia ini, berarti abadi pula untuk selama-lamanya. 

3. Pa Dha Ja Ya NYa  
Aksara : “Pa” :
Pa : Berarti ‘papan’ atau ‘tempat’, yaitu papan Tuhan YME-lah yang memenuhi alam jagad raya ini, jagad gede juga jagad kecil (manusia).
Aksara : “Dha” :
Dha : Berarti dhawuh, yiatu perintah-perintah Tuhan YME inilah yang terletak dalam diri dan besarnya Adam, manusia yang utama.
Aksara : “Ja” :
Ja : Berarti ‘jasad’ atau ‘badan’. Jasad Tuhan YME itu terletak pada sifat manusia yang utama.
Aksara : “Ya” :
Ya : Berarti ‘dawuh’. Dawuh di sini mempunyai lain arti dengan dhawuh di atas, karena dawuh berarti selalu menyaksikan kehendak manusia baik yang berbuat jelek maupun yang bertindak baik yang selalu menggunakan kata-katanya “Ya”.
Aksara : “Nya” :
Nya : Berarti ‘pasrah’ atau ‘menyerahkan’. Jelasnya Tuhan YME dengan ikhlas menyerahkan semua yang telah tersedia di dunia ini.
           
4. Ma Ga Ba THa NGa 
Aksara : “Ma” :
Ma : Berarti ‘marga’ atau ‘jalan’. Tuhan YME telah memberikan jalan kepada manusia yang berbuat jelek dan baik.
Aksara : “Ga” :
Ga : Berarti ‘gaib’, gaib dari Tuhan YME inilah yang terletak pada sifat manusia.
Aksara : “Ba” :
Ba : Berarti ‘babar’, yaitu kabarnya manusia dari gaibnya Tuhan YME.
Aksara : “Tha” :
Ta : Berarti ‘thukul’ atau ‘tumbuh’. Tumbuh atau adanya gaib adalah dari kehendak Tuhna  dapat disentuh, seperti halnya cahaya terang tetapi tidak dapat diraba atau pun disentuh, dan harus diakui bahwa besarnya gaib itu adalah seperti debu atau terpandang. Demikianlah gaibnya Tuhan YME itu (micro binubut).
Aksara : “Nga” :
Nga : Berarti ‘ngalam’, ‘yang bersinar terang’, atau terang/gaib Tuhan YME yang mengadakan sinar terang.


!!!. Tafsir Penyatuan Huruf atau Aksara Carakan
!!!. Tafsir Penyatuan Huruf atau Aksara Carakan

1.     Huruf  Ha + Nga
Hanga berarti angan-angan.
Dimaksudkan dengan angan-angan ini ialah panca indra yaitu lima indra, seperti:
a.      Angan-angan yang terletak di ubun-ubun (kepala) yang menyimpan otak untuk memikir akan keseluruhan keadaan.
b.      Angan-angan mata yang digunakan untuk melihat segala keadaan.
c.       Angan-angan telinga yang dipakai untuk mendengar keseluruhan keadaan.
d.      Angan-angan hidung untuk mencium/membau seluruh keadaan.
e.      Angan-angan mulut yang digunakan untuk merasakan dan mengunyah makanan.

2.     Huruf Na + Ta
Noto, berarti ‘nutuk’.

3.     Huruf Ca + Ba
Caba, berarti coblong (lobang) dan kata tersebut di atas berarti wadah atau tampat yang dimilki oleh lelaki atau wanita saat menjalin rasa menjadi satu; adanya perkataan kun berarti pernyataan yang dikeluarkan oleh pria dan wanita dalam bentuk kata ya dan ayo dan kedua kata tersebut mempunyai persamaan arti dan kehendak yaitu mau.

4.     Huruf Ra + Ga
Raga, berarti ‘badan awak/diri’. Kata raga atau ragangan merupakan juga kerangka dan kehendak pria dan wanita ketika menjalin rasa menjadi satu karena bersama-sama menghendaki untuk menciptakan raga atau diri agar supaya dapat terlaksana untuk mendapatkan anak.

5.     Huruf Ka + Ma
Kama, berarti ‘komo’ atau biji, bibit, benih. Setiap manusia baik laki-laki atau wanita pastilah mengandung benih untuk kelangsungan hidup; oleh karena itu di dalam kata raga seperti terurai di atas merupakan kehendak pria dan wanita untuk menjalin rasa menjadi satu. Karena itulah maka kata raga telah menunjukkan adanya kedua benih yang akan disatukan dengan melewati raga, dan dengan penyatuan kama dari kedua belah pihak itu maka kelangsungan hidup akan dapat tercapai.

6.     Huruf Da + Nya
Danya atau donya atau dunia.
Persatuan kedua benih atau kama tadi mengakibatkan kelahiran, dan kelahiran ini merupakan calon keturunan di dunia atau (alam) donya; dengan demikian dapat dipahami kalau atas kehendak Tuhan YME maka diturunkanlah ke alam dunia ini benih-benih manusia dari Kahyangan dengan melewati penyatuan rasa kedua jenis manusia.

7.     Huruf Ta + Ya
Taya atau toya, yaitu ari atau banyu. Kelahiran manusia (jabang bayi) diawali dengan keluarnya air (kawah) pun pula kelahiran bayi tersebut juga dijemput dengan air (untuk membersihkan, memandikan dsb); karena itulah air tersebut berumur lebih tua dari dirinya sendiri disebut juga mutmainah atau sukma yang sedang mengembara dan mempunyai watak suci dan adil.

8.     Huruf Sa + Ja
Saja atau siji atau satu. Pada umumnya kelahiran manusia (bayi) itu hanya satu, andaikata jadi kelahiran kembar maka itulah kehendak Tuhan YME. Dan kelahiran satu tersebut menunjukkan adanya kata saja atau siji atau satu.

9.     Huruf Wa + Da
Wada atau wadah atau tempat. Berbicara tentang wadah atau tempat, sudah seharusnya membicarakan tentang isi pula, karena kedua hal tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian timbul pertanyaan mengenai wadah dan isi, siapakah yang ada terlebih dahulu.
Pada umumnya dikatakan kalau wadah harus diadakan terlebih dahulu, baru kemudian isi, sebenarnya hal ini adalah kurang benar. Yang diciptakan terlebih dahulu adalah isi, dan karena isi tersebut membutuhkan tempat penyimpanan, maka diciptakan pula wadahnya. Jangan sampai menimbulkan kalimat “Wadah mencari isi” akan tetapi haruslah “Isi mencari wadah” karena memang ‘isi’ diciptakan terlebih dahulu.
Sebagai contoh dapat diambilkan di sini: rumah, sebab rumah merupakan wadah manusia, dan manusia merupakan isi dari rumah. Jadi jelaslah bahwa sebenarnya isilah yang mencari wadah.
Sebagai bukti dari uraian di atas, dapatlah dijelaskan bahwa: kematian manusia berarti (raga) ditinggalkan isi (hidup). Bagai pendapat yang mengatakan “wadah terlebih dahulu diciptakan” maka mengenai kematian itu seharusnya wadah mengatakan supaya isi jangan meniggalkan terlebih dahulu sebelum wadah mendahului meninggalkan. Hal ini jelas tidak mungkin terjadi, apalagi kalau kematian itu terjadi dalam umur muda dimana kesenangan dan kepuasan hidup tersebut belum dialaminya.
Demikianlah persoalan wadah ini dengan dunia, karena sebelum dunia ini diciptakan (sebagai wadah) maka yang telah ada adalah (isinya) Tuhan YME. Pendapat lain mengatakan kalau sebelum diadakan jalinan rasa maka keadaan masih kosong (awangawung). Tetapi setelah jalinan rasa dilaksanakan oleh pria dan wanita maka meneteslah benih dan apabila benih tadi mendapatkan wadahnya akan terjadi kelahiran. Sebaliknya kalau wadah tersebut belum ada maka kelahiran pun tidak akan terjadi, yang bearti masih suwung atau kosong. Meskipun begitu, “hidup’ itu tetap telah ada demikian pula “isi’, dan dimanakah letak isi tadi ialah pada ayah dan ibu. Maka selama ayah dan ibu masih ada maka hidup masih dapat membenihkan biji atau bibit.

10.     Huruf La + Pa
Lapa atau mati atau lampus. Semua keadaan yang hidup selalu dapat bergerak, keadaan hidup tesebut kalau ditinggal oleh hidup maka disebut dengan mati. Sebenarnya pemikiran demikian itu tidak benar, akan tetapi kesalahan tadi telah dibenarkan sehingga menjadi salah kaprah. Sebab yang dikatakan mati tadi sebenarnya bukanlah kematian sebenarnya, akan tetapi hidup hanyalah meninggalkannya saja yaitu untuk mengembalikan semua ke asalnya, hidup kembali kepada yang menciptakan hidup, karena hidup berasal dari suwung sudah tentu kembali ke suwung atau kosong (awangawung) lagi. Akan tetapi sebenarnya dapatlah dikatakan bahwa suwung itu tetap ada sedangkan raga manusia yang berasal pula dari tanah akan kembali ke tanah (kuburan) pula.
----------------------
Demikianlah huruf Jawa yang 20 itu dan ternyata dapat digunakan sebagai lambang dan dapat diartikan sesuai dengan sifat Tuhan sendiri, karena memang seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Jawa yang menggunakan huruf Jawa itupun merupakan sabda dari Tuhan YME.