Aksara Jawa,
merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk
aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan sejarah yang patut
untuk dilestarikan. Tak hanya di Jawa, aksara Jawa ini rupanya juga digunakan
di daerah Sunda dan Bali, walau memang ada sedikit perbedaan dalam
penulisannya.
Namun sebenarnya aksara yang digunakan sama saja. Di bangku Sekolah Dasar, siswa-siswi di Jogja pasti tak asing dengan pelajaran menulis aksara Jawa. Namun tahukah kita bahwa Aksara Jawa yang berjumlah 20 yang terdiri dari Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Ta Nga dinamakan Aksara Legena?
Ada Beberapa versi penafsiran tentang asal usul dan makna yang tersembunyi di balik aksara jawa ini di antara nya sbb :
Namun sebenarnya aksara yang digunakan sama saja. Di bangku Sekolah Dasar, siswa-siswi di Jogja pasti tak asing dengan pelajaran menulis aksara Jawa. Namun tahukah kita bahwa Aksara Jawa yang berjumlah 20 yang terdiri dari Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La Pa Dha Ja Ya Nya Ma Ga Ba Ta Nga dinamakan Aksara Legena?
Mengulas Makna Aksara :
ISI KONTEN POS
Sejarah
terciptanya 20 huruf bahasa Jawa yang disebut Hanacaraka atau Carakan Jawa
dimana Hanacaraka ini menurut sejarah diciptakan oleh Raja Sariwahana Ajisaka
yang bertahta di India, beliau jugalah yang menciptkan perhitungan kalender
tahun Saka sebelum munculnya Kalender Jawa ciptaan Sultan Agung Mataram. Huruf
Hanacaraka ini terdiri dari 20 aksara berupa suku kata yang terbagi menjadi 4
baris. Setiap suku kata dan setiap barisnya masing-masing memiliki makna
filosofis mengenai kehidupan manusia dari semenjak lahir hingga meninggal.
Apabila
diringkas dalam bahasa yang sederhana maka makna dari 4 baris ke 20 aksara
Hanacaraka Carakan Jawa tersebut memberi petuah kepada kita bahwasanya selama
kita hidup di dunia ini tak ada yang langgeng lestari. Kesuksesan duniawi pada
akhirnya akan menjadi sesuatu yang tak berguna setelah kita meninggal nantinya.
Ibarat kata : Kekayaan dan Uang tidak akan dibawa sampai ke liang kubur kita.
Makna spiritual yang hendak disampaikan adalah tak peduli kita pria atau wanita
maka hendaklah bisa seimbang secara duniawi dan spiritual dalam menjalani
kehidupan ini agar bisa mencapai kebahagiaan hakiki.
Aksara adalah
aksara Legena merupakan aksara Jawa pokok yang jumlahnya 20 buah. Sebagai
pendamping, setiap suku kata tersebut mempunyai pasangan, yakni kata yang
berfungsi untuk mengikuti suku kata mati atau tertutup, dengan suku kata
berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup oleh wignyan, cecak dan layar.
Tulisan Jawa bersifat Silabik atau merupakan suku kata. Sebagai tambahan, di dalam
aksara Jawa juga dikenal huruf kapital yang dinamakan Aksara Murda.
Penggunaannya untuk menulis nama gelar, nama diri, nama geografi, dan nama
lembaga.
Aksara Jawa
ternyata juga mengalami peralihan. Ada Aksara Jawa Kuno dan Aksara Jawa baru.
Namun sulit untuk mengetahui secara pasti kapan masa lahir, masa jaya, dan masa
peralihan aksara Jawa kuno dan aksara Jawa baru. "Sangat sulit menemukan
kapan lahir ataupun peralihannya. Dikarenakan juga masih sedikit orang yang
melakukan penelitian tentang hal ini," jelas Dra. Sri Ratna Sakti Mulya,
M. Hum, Dosen Sastra Jawa UGM. Diprediksi Aksara Jawa Kuno ada pada jaman
Mataram Kuno.
Aksara Jawa
Kuno juga mirip dengan Aksara Kawi. "Jika mau diurut-urutkan, sejarah
Aksara Jawa ini berasal dari cerita Aji Saka dan Dewata Cengkar,"
tambahnya. Dari penulisannya pada jaman dahulu pun, ternyata Aksara Jawa dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu aksara yang ditulis oleh orang-orang Kraton dan
aksara yang ditulis oleh masyarakat biasa - lebih dikenal dengan sebutan Aksara
Pesisir.
Aksara Kraton
mempunyai bentuk yang jauh lebih rapi. Aksara-aksaranya ditulis dengan jelas
dan rapi, serta naskah sering dihiasi dengan gambar ornamen-ornamen yang
mempunyai arti tersembunyi. "Setiap gambar yang menghiasi halaman naskah,
mempunyai arti dan maknanya masing-masing. Kadang juga dihiasi dengan tinta
emas asli. Dan ini semuanya adalah tulisan tangan," jelas Bapak Rimawan,
Abdi Dalem yang membantu mengelola Perpustakaan Pakualaman. Sedangkan aksara
Pesisir, penulisannya kurang rapi.
Sebagai salah
satu cara pelestarian, banyak koleksi naskah aksara Jawa sejak jaman dahulu
tersimpan rapi di Perpustakaan Pakualaman dan Perpustakaan Kraton. Perpustakaan
Pakualaman menyimpan sekitar 251 naskah kuno yang dikumpulkan mulai sejak masa
Pakualam I hingga Pakualam VII.Diantara kita jarang sekali ada yang mengetahui
asal mula aksara Djawa. Jangankan asal mulanya, bentuk tulisannya saja diantara
kita pasti tidak tahu. Apalagi makna yang terkandung di dalamnya. Memang aksara
Djawa ini bukan menjadi bahasa (tulisan) wajib negara kita. Para Pemuda-Pemudi
telah mengikrarkan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Tetapi setidaknya
sebagai bangsa yang baik, kita bangsa Indonesia, khususnya masyarakat
Dijawa tidak
melupakan sejarah peninggalan Leluhur terdahulu. Beranjak dari keadaan tersebut
di atas maka Penulis hendak mengingatkan kembali, aksara (huruf) Djawa yang
sudah mulai punah dan terlupakan. Di sini Penulis tidak bermaksud membawa
kepentingan SARA atau Golongan (Djawa). Seperti yang telah dikemukakan di atas,
Penulis hanya ingin mengingatkan kembali sejarah peninggalan Leluhur terdahulu.
Sehingga muncul halaman ini, mari kita simak dan ingat kembali asal usul aksara
(huruf).
Ada Beberapa versi penafsiran tentang asal usul dan makna yang tersembunyi di balik aksara jawa ini di antara nya sbb :
Penafsiran versi ceita rakyak
Dijawa terlebih dahulu. Cerita ini berawal dari seorang Raja yang mempunyai dua orang murid. Raja ini bernama Prabu Aji Saka, dengan dua orang muridnya bernama Duro dan Sembodro. Salah satu muridnya yang bernama Duro ditugaskan oleh Prabu Aji Saka untuk menjaga pusaka kerajaan. Nama pusaka kerajaan tersebut adalah Sarutama, dalam cerita Djawa berarti Hina tetapi utama (Saru-Utama). Saat itu Prabu Aji Saka berpesan “Siapapun tidak dapat mengambil Pusaka Sarutama, kecuali Prabu Aji Saka sendiri”. Pusaka Sarutama ini dipercayakan kepada Duro. Prabu Aji Saka pada saat itu berangkat perang, namun ditengah-tengan peperangan Prabu Aji Saka mengalami kesulitan. Sehingga Prabu Aji Saka memerlukan pusaka Sarutama.
Baca Selengkap nya di sini yah................!!!
Baca Selengkap nya di sini yah................!!!
Penafsiran, Penjabara dan Makna Satuan Aksara :
Ha-Na-Ca-Ra-Ka :
Aksara : “Ha” :
Ha : Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Mahasuci,
Aksara : “Na” :
Na : Nur candra, gaib candra, warsitaning candara- pengharapan manusia agar selalu ke sinar illahi,
Aksara : “Ca” :
Ca : Cipto wening, cipto mandulu, cipto-dadi satu arah dan tujuan kepada Yang Tunggal,
Aksara : “Ra” :
Ra : Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati ada pada cinta kasih nurani,
Aksara : “Ka":
Ka : Karsaningsun memahayuning bawono – hasrat diarahkan untuk kesejahteraan alam.
Baca Selengkap nya di sini yah................!!!
Penafsiran Dari Para Filsafat dan Ahli Sejarah :
Penafsiran dari : Ki Hadjar Dewantara
Ada begitu banyak makna secara filosofis dari huruf Jawa tersebut dan makna filososfis tsb bersifat cukup general alias tidak hanya untuk orang Jawa saja. Ki Hadjar Dewantara memberi penafsiran mengenai ajaran budi pekerti serta filosofi kehidupan yang sangat tinggi dan luhur yang terkandung dalam huruf Jawa.
Adapun makna yang dimaksud adalah sebagai berikut:
HA NA CA RA KA :
| ||
Ha
|
: Hurip
|
= hidup
|
Na
|
: Legeno
|
= telanjang
|
Ca
|
: Cipta
|
= pemikiran, ide ataupun kreatifitas
|
Ra
|
: Rasa
|
= perasaan, qalbu, suara hati atau hati nurani
|
Ka
|
: Karya
|
= bekerja atau pekerjaan
|
Dari arti secara harfiah tsb, penjabarkannya menjadi dua versi:
Baca Selengkap nya di sini yah................!!!Belajar Menulis Aksara Jawa
Memang banyak yang sudah membahas tentang menulis huruf/aksara caraka ini, ada pula yang menggunakan software. Seiring kemajuan zaman menulis jawa ini sudah tersisihkan dari bangku sekolah. Sudah jarang di jumpai mata pelajaran yang namanya kesenian daerah menulis atau membaca aksara jawa, tidak seperti semasa ku sekolah, sampek bangku SMP kelas II, masih ada.
Sebenarnya saya mendapatkan artikel menulis berupa tutorial pdf dan font hanacaraka ini di tahun 2005. Sempet pernah berbagi juga di facebook waktu itu, cuma belum sempet berbagi di blogger, ya karena kesibukan pekerjaan yang menyita akhirnya akyivitas ngeblog nya di pending. Akhirnya baru kali ini bisa membagikan tutorialnya.
Sedangkan unruk Belajar Menulis Aksara Hanacaraka dengan Komputer bisa Baca Selengkap nya di sini yah................!!!